Cara Menjaga Kesehatan Mental Siswa – Beberapa hari lalu, media sosial dihebohkan dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meninggal karena bunuh diri akibat depresi. Kasus ini bukan kali pertama terjadi. Banyak pelajar di Indonesia yang bunuh diri karena masalah kesehatan mental. Lantas, bagaimana cara pelajar menjaga kesehatan mental? Dosen Keperawatan Jiwa UM Surabaya Uswatun Hasanah berbagi sejumlah tips menjaga kesehatan mental mahasiswa.
“Penting untuk mengidentifikasi penyebab di balik munculnya masalah kesehatan jiwa khususnya pada mahasiswa, dengan harapan hasil identifikasi ini dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah pencegahan masalah kesehatan jiwa,” kata Uswatun, dikutip dari UM. situs Surabaya. Ia membagikan beberapa tips yang dapat diterapkan oleh para pelajar, baik yang sehat jiwa, yang berisiko mengalami gangguan jiwa, maupun yang terdiagnosis gangguan jiwa agar tidak berujung pada bunuh diri.
1. Pahami apa yang ada di dalam diri Anda
Kenali dan pahami diri Anda terkait kondisi tubuh, baik fisik maupun mental. Sehingga ketika gejala gangguan fisik atau mental muncul, siswa secara otomatis akan waspada sehingga mampu melakukan tindakan preventif dan menghentikan gejala agar tidak bertambah parah atau mampu mengambil keputusan bahkan tindakan yang tepat dalam mencari pertolongan.
2. Jalin hubungan yang mendukung
Anda harus mampu menciptakan dan menjalin hubungan dalam lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang sehat dan hubungan yang mendukung antar individu sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mental siswa. “Jika diperlukan, siswa dapat membentuk kelompok suportif yang dapat menjadi wadah untuk saling menyampaikan keluh kesah ketika merasa stres atau berada dalam situasi sulit, sehingga proses berbagi tersebut dapat direspon kelompok dengan saling memberikan dukungan,” dia berkata.
Baca juga: 7 Cara Mengelola Stres dan Tekanan Akademik dengan Baik
3. Buat jadwal prioritas
Siswa harus membuat jadwal kegiatan prioritas. Hal ini dikarenakan ketika memasuki perguruan tinggi, mahasiswa akan berada pada masa transisi dalam hal beban akademik, waktu belajar, kegiatan organisasi dan ekstrakurikuler serta kegiatan lainnya yang tentunya ingin dicoba dan dilakukan oleh semua mahasiswa baru. Namun banyaknya kegiatan seringkali menimbulkan stres pada siswa sehingga sulit mengatur waktunya. Untuk meminimalisir stres, siswa dapat membuat skala prioritas dengan fokus menyelesaikan hal-hal penting terlebih dahulu, dan menghindari penundaan dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah.
4. Ciptakan batasan diri
Siswa harus mengetahui batasannya dan menetapkan ekspektasi yang realistis, terutama ketika mereka merasa lelah dan perlu berhenti. Menjadi mahasiswa tidak harus selalu produktif untuk memenuhi ekspektasi yang sangat tinggi. Selain itu, siswa dapat menetapkan harapan yang realistis sehingga ketika harapan tersebut tidak dapat diwujudkan dengan baik tidak akan mempengaruhi kestabilan mental akibat perasaan kecewa yang mendalam.
5. Gaya hidup sehat
Menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi, tidur cukup, dan rutin berolahraga dapat membantu tubuh memproduksi hormon kebahagiaan. “Dengan begitu, mood Anda akan lebih baik dan bisa menekan perasaan cemas, marah, depresi, dan stres di pikiran Anda,” jelasnya.