Langkah Melindungi Privasi Data Siswa – Banyak distrik sekolah mengalami ledakan jumlah aplikasi dan situs web yang digunakan guru bersama siswanya di kelas. Meskipun alat digital dapat meningkatkan pembelajaran, perluasan teknologi telah mengakibatkan peningkatan jumlah serangan dunia maya dan pelanggaran privasi. Distrik mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk meningkatkan keamanan siswa dengan memastikan perlindungan privasi data siswa.

Menurut Panduan Privasi Siswa dari Student Privacy Compass, “Privasi data siswa mengacu pada pengumpulan, penggunaan, pembagian, dan perlindungan data siswa yang bertanggung jawab, etis, dan adil.” Data ini mencakup informasi identitas pribadi seperti nama siswa, tanggal lahir, nomor Jaminan Sosial, dan alamat email.

LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN BUDAYA PRIVASI DATA SISWA

1. Identifikasi orang yang tepat

Ketika suatu distrik mulai mempertimbangkan privasi siswa, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seseorang yang dapat menjadi titik kontak utama untuk pertanyaan dan keputusan mengenai privasi data siswa. Ini mungkin seseorang di tingkat kantor distrik (seperti direktur teknologi atau pelatih teknologi), atau mungkin seseorang di tingkat sekolah (seperti asisten kepala sekolah atau pelatih instruksional). Orang ini juga dapat memberikan bimbingan dan praktik terbaik kepada guru.

Baca juga: Ancaman Keamanan Kelas Virtual dan Cara Mengatasinya

2. Mengembangkan strategi komunikasi

Penting untuk membuat rencana yang secara efektif mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur privasi data distrik kepada semua pemangku kepentingan (misalnya, pendidik, orang tua, dan siswa). Mengkomunikasikan rencana dengan jelas di setiap langkah proses akan membantu membangun hubungan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang memprioritaskan privasi data siswa. Jika Anda memerlukan bantuan untuk memulai, lihat Perangkat Komunikasi Privasi Siswa dari Kompas Privasi Siswa.

3. Identifikasi website dan aplikasi yang digunakan di kabupaten tersebut

Mulailah dengan aplikasi yang dibayar oleh distrik Anda atau yang direkomendasikan oleh guru Anda untuk Anda gunakan. Hubungi spesialis kurikulum, pelatih, dan siapa pun yang secara rutin memberikan pengembangan profesional kepada guru. Saya sarankan memulai dengan sejumlah kecil (10-20) aplikasi yang paling umum digunakan saat Anda pertama kali mulai mengembangkan prosedur. Nanti, saat Anda menyempurnakan proses persetujuan, Anda dapat memutuskan untuk memanfaatkan layanan luar untuk mengidentifikasi aplikasi tambahan untuk digunakan di kelas.

4. Mengembangkan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan terkait

Untuk menangani privasi data siswa secara efektif, staf teknologi harus memahami persyaratan hukum yang relevan. Salah satu undang-undang federal yang penting adalah Undang-Undang Hak dan Privasi Pendidikan Keluarga (FERPA), yang mewajibkan sekolah untuk melindungi privasi catatan pendidikan siswa.

Undang-undang federal lain yang berlaku di sini adalah Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak (COPPA). COPPA mengharuskan operator situs web komersial dan layanan online untuk mendapatkan izin orang tua sebelum mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak di bawah usia 13 tahun. Meskipun aturan ini berlaku untuk perusahaan, bukan sekolah, namun tetap penting untuk dipahami karena sekolah dapat memberikan izin kepada orang tua. minat.

5. Periksa aplikasi untuk kepatuhan hukum dan privasi data

Setiap permohonan harus melalui prosedur pemeriksaan standar. Saya sangat menyarankan untuk membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan ini guna memperoleh berbagai sudut pandang dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan.

Dua hal yang perlu Anda perhatikan dengan baik dalam setiap aplikasi adalah Terms of Service (TOS) dan Privacy Policy. Beberapa informasi yang ingin Anda cari adalah jenis data yang mereka kumpulkan dan cara mereka mengamankan data tersebut.