Inovasi Perguruan Tinggi – Mari kita bahas kembali bagaimana cara menghadapi Pandemi Covid-19. Kita ketahui bersama bahwa pandemi ini telah menyebar ke 200 negara dan berdampak pada seluruh aspek kehidupan kita, termasuk dunia pendidikan tinggi. Saat ini perguruan tinggi sudah tidak bisa lagi melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasanya. Untuk itu perguruan tinggi dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi, baik inovasi di bidang pendidikan tinggi maupun inovasi penelitian yang bermanfaat bagi banyak orang. Lantas, inovasi adaptasi apa yang sebaiknya dilakukan perguruan tinggi di masa pandemi Covid-19?
Daftar Inovasi Perguruan Tinggi Pada Masa Covid-19
1. Inovasi dalam beradaptasi dengan gaya perkuliahan baru
Di masa pandemi saat ini, perkuliahan daring sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi, jika pihak kampus tidak mau beradaptasi dengan gaya perkuliahan baru ini maka dapat dipastikan perkuliahan tidak akan terlaksana. Untuk itu, latihlah dosen-dosen anda untuk mengubah cara belajar dengan media elektronik, video conference, forum. Lakukan peer-review terhadap konten yang dibuat agar sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan plus membuat siswa tidak bosan atau terbebani dengan tugas yang terlalu banyak. Anda juga bisa memanfaatkan sarana pembelajaran online seperti Moodle, Spada, Google Classroom, Edmodo, EdLink, Zoom, Webex, Google Meet, Jitsi, untuk menunjang proses pembelajaran online. Baca juga: Serentak Daftar Kuliah Online, Sekarang Saatnya!
Baca juga: 5 Hard Skill yang Dibutuhkan Dunia Kerja di Tahun 2023
2. Inovasi adaptasi fleksibilitas kerja
Jika dulu bekerja dari rumah hanya dirasakan oleh para freelancer, namun di masa pandemi ini bekerja dari rumah atau Work from Home (WFH) sudah menjadi sebuah kebiasaan baru. Namun bagi kampus, tidak mudah untuk beradaptasi dengan fleksibilitas, terutama dalam mengukur kinerja pegawai. Faktanya, dalam kondisi kerja konvensional sekalipun, kampus masih kesulitan menerapkan prinsip pengukuran kinerja, kecuali bagi dosen yang outputnya lebih mudah diukur. Oleh karena itu, dalam keadaan darurat seperti ini, untuk sementara waktu insentif pegawai akhirnya “digeneralisasikan” dan tidak lagi berdasarkan kinerja. Namun sebenarnya kondisi darurat ini dapat menjadi momentum pembelajaran mengenai efektivitas fleksibilitas kerja dan pengukuran kinerja.
3. Inovasi adaptasi dan mitigasi
Tugas kampus tidak hanya membantu mengedukasi masyarakat dengan informasi-informasi penting, namun juga bagaimana memunculkan ide-ide inovatif baru yang memberikan solusi, baik inovasi untuk adaptasi maupun inovasi untuk mitigasi. Inovasi-inovasi untuk adaptasi mulai berkembang, seperti inovasi disinfektan alami, alat pelindung diri, robot untuk melayani pasien, penemuan obat-obatan herbal, dan masih banyak lagi. Dalam mitigasinya, para ilmuwan dunia berlomba-lomba menemukan vaksin.
4. Menyesuaikan inovasi promosi pemasaran digital
Cara promosi konvensional seperti pembagian brosur, kunjungan ke sekolah atau pameran pendidikan jelas tidak mungkin dilakukan di masa wabah Covid-29 ini, seluruh sekolah dan perguruan tinggi menghentikan sementara kegiatan rutinnya dan digantikan dengan sistem pembelajaran daring. Untuk itu, cara terbaik saat ini adalah dengan memanfaatkan promosi digital marketing, antara lain website yang menarik dan informasi kampus Anda yang jelas, buat konten gambar yang menarik, artikel dan video yang kreatif, optimalkan saluran media sosial seperti YouTube, Facebook, Instagram, Twitter . . dan lain-lain. Baca juga: Panduan Pemasaran Digital untuk Perguruan Tinggi yang Mencari Mahasiswa
5. Inovasi adaptasi registrasi yang sederhana dan cepat
Kita tahu cara mendaftar dengan mengisi formulir kertas kemudian diserahkan ke panitia penerimaan mahasiswa baru (PMB) jelas mustahil untuk diterapkan dalam situasi saat ini, bahkan menggunakan Google form saja tidak cukup untuk memberikan pelayanan yang cepat agar calon mahasiswa bisa mendaftar. Mahasiswa belum berubah pikiran sebelum panitia PMB sempat menindaklanjutinya dengan membalas email atau menelpon calon mahasiswa satu per satu. Saatnya kita beradaptasi dalam menerima peserta didik baru secara online dan memberikan cara pendaftaran yang mudah dan cepat. Jangan bingung dengan mengisi terlalu banyak data di tahap awal. Dan pastikan proses pendaftaran otomatis dikaitkan dengan pembayaran biaya pendaftaran.